Puasa Sebagai Ibadah Rahasia

Muhlisin, Muhlisin (2020) Puasa Sebagai Ibadah Rahasia. Documentation. https://www.suaramerdeka.com.

Full text not available from this repository.
Official URL: https://www.suaramerdeka.com/opini/pr-04133345/pua...

Abstract

RUKUN Islam keempat tentang Puasa Ramadlon memiliki dimensi ganda, di samping dimensi keTuhanan (hablu minallah), juga dimensi Kemanusiaan (hablu minannas). Tujuan akhir puasa berupa predikat "Taqwa" sebagaiamana diwahyukan Allah SWT. Surat Al Baqarah ayat 183 memberikan penjelasan secara tegas bahwa manusia perlu melatih dirinya secara terus menerus dengan penuh kesadaran dan keikhlasan melalui ibadah puasa sebagai upaya menempatkan hamba yang bertaqwa untuk meraih sosok manusia seutuhnya (insan kamil),di samping menjadi muslim yang sempurna (muslim kaffah). Melalui pembiasaan perut yang lapar dan dahaga serta menahan semua bentuk-bentuk kemaksiatan, puasa dapat melatih seseorang berpikiran tajam, berilmu yang luas, bertindak dewasa, bersikap bijak, berhati lapang, bernyali sosial dan berjiwa besar. Sikap tersebut akan dapat dicapai, lantaran puasa mengkondisikan seseorang mampu mengendaliklan hawa nafsu. Maka sudah menjadi tesis bahwa salah satu metode yang cukup terbukti untuk pengedalian hawa nafsu adalah lewat puasa. Lantaran hawa nafsu selalu bersinergi dengan berbagai kesenangan manusia dan gemerlapnya dunia. Pengekangan hawa nafsu merupakan langkah yang selalu banyak tantangannya, sehingga proses tersebut diposisikan sebagai jihad akbar. Nabi Muhammad SAW bersabda: Kita kembali dari jihad kecil kepada jihad yang besar. Sahabt bertanya:"Jihad apakah yang lebih besar, ya Rasulullah?" Beliau bersabda : (Jihad yang besar) ialah memerangi hawa nafsu (HR Bukhari). Dalam konteks ini, Puasa tentu akan membentuk pribadi manusia pada proses kesalihan individual. Akumulasi dari kesalihan individual akan menghasilkan kesalihan keluarga (sakinah mawaddah warahmah) dan berimplikasi pada terbangunnnya kesalihan komunal (Salihah ijtimaiyyah). Sifat saling pengertian dan saling menghargai antara sesama masyarakat dalam sebuah kelompok sosial akan mempengaruhi proses komunikasi, transformasi dan aktualisasi sosial dengan mengedepankan semangat kebersamaan yang ditandai sikap saling memberi dan menerima penuh kesadaran, keikhlasan tanpa rekayasa pencitraan. Dalam situasi semcam ini manusia sebagai bagian dari kelompok sosial akan dapat menyadari dan memahami kelemahan dan kelebihannya.

Item Type: Monograph (Documentation)
Uncontrolled Keywords: puasa
Subjects: 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X4.13 Puasa
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Unnamed user with email nasrul@uingusdur.ac.id
Date Deposited: 30 Jul 2020 06:10
Last Modified: 08 May 2023 08:39
URI: https:///id/eprint/357

Actions (login required)

View Item View Item