Al-Qur’an Melukiskan Kisah Nabi Nuh A.S.: Kajian Semiosis

Alghiffary, Muhammad (2016) Al-Qur’an Melukiskan Kisah Nabi Nuh A.S.: Kajian Semiosis. Trussmedia Grafika, Yogyakarta. ISBN 978-602-0992-55-6

Text AL-QUR'AN MELUKISKAN KISAH NABI NUH_ KAJIAN SEMIOSIS.pdf Download (4MB)

Abstract

Buku Al-Qur’an Melukiskan Kisah Nabi Nuh a.s.: Kajian Semiosis ini merupakan sebuah proyek pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya penafsiran teks-teks keagamaan, seperti al-Qur’an. Penafsiran ini memiliki corak berbeda dari penafsiran-penafsiran sebelumnya. Stilistika (uslūb), misalnya, memiliki corak sastra bahasa yang memfokuskan kajian pada gaya-gaya kebahasaan. Semantik (ad-dalālah), memiliki corak bahasa yang memfokuskan kajian pada makna. Jauh sebelumnya, penafsiran al-Qur’an didominasi oleh penafsiranpenafsiran bi al-ma’tsur yang merujuk pada al-Qur’an, hadits, dan perkataan para sahabat sebagai dasar penafsiran. Berbeda dari penafsiran-penafsiran di atas, bukui ini memfokuskan kajian pada relasi tanda-tanda sebagai satu sistem. Buku ini sangat penting. Secara semiosis, buku ini ingin memberitahukan kepada pembaca bahwa konsep bentuk dasar persegi panjang bahtera nabi Nuh yang selama ini dipercaya, karena pengaruh bentuk persegi panjang bahtera budaya okal, kurang sesuai. Buku ini, secara semiosis, memunculkan gambaran-gambaran baru yang tersembunyi di balik kisah nabi Nuh. Diantaranya, bahtera nabi Nuh ditafsirkan dengan agama harmonis dan dinamis. Gunung ditafsirkan dengan agama kasar dan fundamentalis. Sepasang hewan, tanpa mempedulikan jenis kelamin, ditafsirkan dengan dua kalimat syahadat. Selain mengungkap makna semiosis, buku ini menjadi solusi alternatif pemahaman keagamaan bagi para pembaca atas fenomena-fenomena sosial keagamaan atau yang mengatasnamakan agama. Sebagaimana diketahui bahwa saat ini banyak terjadi kasus-kasus pengeboman, penembakan, penyanderaan, dan pembunuhan yang mengatasnamakan agama. Berdasarkan kisah nabi Nuh, buku ini menerangkan bahwa boleh jadi sebagian kejadian tersebut merupakan akibat dari pemahaman ilmu-ilmu agama yang dangkal, sehingga mereka terjebak dalam tindakannya sendiri, yaitu lebih menuhankan agama daripada Tuhan itu sendiri. Singkatnya, buku ini mengajak kepada para pembaca agar bersikap terbuka dalam memahami sesuatu, sehingga tidak terjebak pada lubang kelemahan pemahaman yang dangkal serta sikap fanatis yang berlebihan.

Actions (login required)

View Item