Makrum, Makrum (2022) Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Pemikiran Politik Islam pada Fakultas Syari’ah IAIN Pekalongan: PERGOLAKAN PARTAI POLITIK ISLAM DALAM PEREBUTAN KEKUASAAN Studi atas Peta Kekuatan Politik Islam di Indonesia pada Era Reformasi (Dinamika, Relasi, dan Kontestasi). Documentation. IAIN Pekalongan.
Text
Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. H. Makrum Kholil, M.Ag..pdf Download (3MB) |
Abstract
Sebagai bagian dari kewajiban seorang dosen yang memperoleh jabatan tertinggi dalam dunia akademik,ijinkan saya menyampaikan orasi ilmiah yang saya beri judul, “Pergolakan Partai Politik Islam dalam Perebutan Kekuasaan: Studi atas Peta Kekuatan Politik Islam di Indonesia Era Reformasi.” Judul ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa partai-partai politik Islam di Indonesia tidak pernah memperoleh kemenangan dalam setiap pemilu, sehingga tidak pernah secara mutlak berkuasa. Meskipun jumlah umat Islam mendekati 90 % dari rakyat Indonesia, tetapi ternyata tidak semua umat Islam Indonesia menyalurkan aspirasi politik mereka melalui partai-partai Islam. Pemilu 1955 dimenangkan oleh PNI, pemilu di era Orde Baru dimenangkan oleh Golkar, Pemilu 1999 (PDIP), Pemilu 2004 (Partai Golkar), Pemilu 2009 (Partai Demokrat), Pemilu 2014 dan 2019 (PDIP). Ini berarti partai-partai politik Islam tidak pernah memperoleh kemenangan. Padahal pada umumnya, orang memilih partai atau tokoh didasarkan pada ikatan agama, organisasi, atau daerah, namun untuk kasus di Indonesia tidak lah demikian.Kalau hasil Pemilu pertama tahun 1955 kita gunakan sebagai indikator, perolehan kursi DPR oleh partai-partai politik Islam seluruhnya hanya sekitar 45 % dari seluruh kursi. Dengan demikian, dalam sistem demokrasi parlementer, kalau partai-partai politik Islam bersatu sekalipun tidak mungkin memerintah secara mutlak, karena mereka tidak memiliki mayoritas di DPR. Lantas, bagaimana dengan era reformasi ketika banyak muncul partai politik Islam? Bagaimana dinamika perebutan kekuasaan oleh partai politik Islam di era reformasi? Perebutan kekuasaan tidak dapat terlepas dari jumlah suara warga pemilih. Sedikit-banyaknya aspirasi rakyat akan berpengaruh secara langsung terhadap capaian kursi para anggota dewan dari masing-masing partai. Karena itu, perlu ditelaah lebih lanjut beberapa aspek yang berpengaruh terhadap pemilih, yang Menurut Miriam Budiharjo, sekurang-kurangnya ada empat faktor, yaitu: (1) kekuasaan, yakni cara mencapai suatu hal yang diinginkan melalui berbagai sumber pada kelompok masyarakat; (2) kepentingan, yaitu tujuan yang dikejar oleh kelompok politik; (3) kebijakan, yaitu hasil kekuasaan dan kepentingan yang biasanya dibentuk dalam wujud perundang-undangan; dan (4) budaya politik, yaitu orientasi subjektif individu terhadap sistem politik.2 Karena itu, sebelum menjawab pertanyaan mengapa parpol Islam tidak mampu menjadi pemenang dalam pemilu legislatif, akan diurai terlebih dahulu latar belakang dari masing-masing partai, termasuk basis massa pendukungnya. Kemudian arah kebijakan parpol juga akan ditelaah untuk mengetahui bagaimana konsistensi parpol terhadap nilainilai dan visi-misi yang dianut. Dinamika hubungan antara parpol Islam dengan partai lain juga akan dikemukakan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana pola relasi serta alasan kontestasi tersebut.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Partai Politik Islam, Perebutan Kekuasaan |
Subjects: | 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X6.2 Politik Islam |
Divisions: | Pascasarjana > Magister Hukum Keluarga |
Depositing User: | Junaeti Aqin |
Date Deposited: | 12 Mar 2022 02:59 |
Last Modified: | 12 Mar 2022 02:59 |
URI: | https:///id/eprint/638 |
Actions (login required)
View Item |