Zuhri, Amat (2022) Konstruksi Identitas Kelompok Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Pekalongan. [Research]
Text
Konstruksi Identitas Penghayat-fix.pdf Download (2MB) |
Abstract
Dengan terbitnya Putusan MK No.97/PUU-XIV/201 tentang Pengujian terhadap Undang-Undang Administrasi Kependudukan, mestinya persoalan hak sipil bagi penghayat Aliran Kepercayaan telah terjembatani.Namun secara sosiologis, kelompok penghayat masih mendapatkan diskriminasi sosial dari masyarakat, terkait identitas mereka sebagai penghayat. Menyebutkan bahwa masyarakat memiliki stereotip negatif terhadap kelompok penghayat, sehingga interaksi sosial mereka menjadi terbatas dan eksistensi mereka masih dipersoalkan karena dianggap “berbeda” dan bukan bagian dari penganut agama resmi yang berjumlah enam ketetapan Presiden No.1 Tahun 1965. Hal seperti ini juga terjadi di Kabupaten Pekalongan. Warga penghayat yang tinggal di pedesaan Pekalongan lebih memilih mengambil jarak dengan orang lain karena khawatir diberi label “kafir” akibat tidak Pengamalkan ajaran agama yang dianut masyarakat pada umumnya yaitu Islam. Dengan latar belakang seperti tesebut diatas maka penelitian ini penting untuk memahami perilaku penghayat kepercayaan dalam mengkonstruksi identitas mereka dan interaksi mereka di lingkungan sosial dari sudut pandang mereka sendiri (emic view). Fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah kelompok penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Pekalongan mengkonstruksi identitas mereka? 2) Bagaimanakah bentuk konstruksi identitas kelompok penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Pekalongan? Penelitian ini adalah penelitian penelitian lapangan dan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun pendekatan keilmuan yang digunakan adalah teori Peter L. Berger dan Thomas Luckmann tentang konstruksi Sosial menggunakan dasar sosiologi pengetahuan. Dengan metodologi dan pendekatan tersebut penelitian ini berhasil mengunkap temuan: 1) konstruksi identitas penghayat tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang melatarbelakangi hingga mereka berafiliasi kepada salah satu agama resmi negara dalam KTP nya dan ada yang menulis penghayat di KTP nya. Hal ini berakibat pada tidak terpenuhinya hak-hak mereka terutama bidang Pendidikan bagi anak-anak mereka sesuai dengan kepercayaan yang mereka anut. 2) Mereka mengaburkan identitasnya dengan mencantumkan salah satu agama resmi negara. Selain itu, dari segi pergaulan sosial, mereka juga tetap terlibat aktif dalam kegiatan sosial keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Bahkan cara berpakaian mereka juga menampakkan hal yang sama dengan penduduk lainnya yang menganut salah satu agama resmi negara.
Item Type: | Research |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konstruksi identitas, Aliran kepercayaan, Pekalongan |
Subjects: | 200 RELIGION (AGAMA) > 2X0 ISLAM UMUM > 2X8 Aliran dan Sekte dalam Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Jurusan Akhlak Tasawuf |
Depositing User: | Junaeti Aqin |
Date Deposited: | 24 Feb 2023 04:13 |
Last Modified: | 24 Feb 2023 04:13 |
URI: | https:///id/eprint/780 |
Actions (login required)
View Item |